Halaman

widgeo

Rabu, 03 April 2013

alangkah lucunya negeri ini


Synopsis
A young man, named S1 graduate Management Muluk. as someone who has just graduated from college, of course, trying to find work. Armed with a diploma which is owned and newspapers which contain a variety of jobs, but all applications to no avail.

Muluk, who continued to drive around looking for work finally saw a group of young pickpockets who take action in a market. Muluk furiously round up children and threatening to report it to the police. Some time later, at a stall Muluk met with Comet. Comets finally brought Muluk to his headquarters and introduced by Jarot who became leader of the pickpockets.
On the other hand, my father named Mr. Makbul Muluk serious debate with Haji Sarbini who are candidates besannya. Muluk be paired with Rahma. Both continue to be debated even trying dilerai by Haji Rahmat, an elder in the religion of Islam in the area.
Introduction Muluk and Muluk Jarot an agreement that will work together with the pickpocket is to practice management science which is owned by managing their finances. It is offered by Muluk in return for 10% of the pickpocket them. The purpose Muluk is that the results can be pickpocket them professionally managed and can ultimately be used as working capital in order not to be a thief anymore.
In general, the pickpocket is divided into three, namely the mall consisting of best dressed pickpockets and "slang", the most ragged clothes markets, and the public transportation school dress. Each group has a leader and working methods of its own ..
After a while, Muluk assume that these children also need education, and to teach them to ask for help Samsul Muluk, a Bachelor of Education unemployed everyday just playing cards only.
A minor problem occurred when the father Muluk asked about his job. With forced Muluk replied that his job is on the Human Resources Development. Some time later, Rahmat Haji Muluk asked to employ his son, Pipit, because day-to-day care just Pipit quizzes on TV and send everywhere lottery. Grandiose-and it was agreed to invite Pipit to teach catechism to children pickpockets.
Finally, Mr. Makbul Muluk's father, Haji Rahmat father Pipit, and Haji Sarbini Muluk future in-laws insisted on going to see the work Pipit, Muluk and Samsul. They were very surprised to learn that their children apparently worked for the pickpockets.
Great inner conflict is imminent in the hearts of those who are also affected Muluk, Pipit, and Samsul. They finally stopped teaching the children. After that, Jarot briefed the children about how they should make money with lawful money. Group pickpocket market and eventually realize they changed profsi become hawkers, but the class malls and public transport remained at their profession is a pickpocket.
But when the market is trading pickpocket group on the highway suddenly there were pp satpot the street curb. Many children are caught but at the time Muluk saw the incident and admitted to Satpol pp that he was the one who told the children mengasong (their boss). Then Muluk pp Satpol taken away by them.


Sinopsis
Seorang anak muda, lulusan S1 Managemen yang bernama Muluk. sebagai seorang yang baru saja lulus kuliah, tentu saja berupaya untuk mencari kerja. Dengan berbekal ijazah yang dimiliki serta surat kabar yang memuat berbagai lowongan kerja, namun semua lamaran tersebut tidak membuahkan hasil.

Muluk, yang terus berkeliling mencari kerja akhirnya melihat sekelompok anak yang melakukan aksi copet di sebuah pasar. Dengan geram Muluk meringkus anak tersebut dan mengancam melaporkannya kepada polisi. Beberapa waktu kemudian, di sebuah warung Muluk bertemu dengan Komet. Komet akhirnya membawa Muluk ke markasnya dan memperkenalkan dengan Jarot yang menjadi pemimpin para pencopet.
Di sisi lain, ayah Muluk yang bernama Pak Makbul berdebat serius dengan Haji Sarbini yang merupakan calon besannya. Muluk akan dijodohkan dengan Rahma. Keduanya terus saja berdebat walaupun berusaha dilerai oleh Haji Rahmat, seorang tetua dalam bidang agama Islam di daerah tersebut.
Perkenalan Muluk dan Jarot menghasilkan kesepakatan bahwa Muluk akan bekerja bersama dengan para pencopet tersebut untuk mempraktekkan ilmu manajemen yang dimiliki dengan mengelola keuangan mereka. Ini ditawarkan oleh Muluk dengan imbalan 10% dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk adalah agar hasil copet mereka dapat dikelola secara profesional dan akhirnya dapat dijadikan sebagai modal usaha agar tidak perlu menjadi pencopet lagi.
Secara umum, kelompok pencopet ini dibagi menjadi 3, yaitu kelompok mall yang terdiri atas pencopet yang berpakaian paling bagus dan “gaul”, kelompok pasar yang berpakaian paling kumal, dan kelompok angkot yang berpakaian sekolah. Setiap kelompok memiliki pemimpin dan metode kerja sendiri-sendiri..
Setelah beberapa lama, Muluk beranggapan bahwa anak-anak ini juga butuh pendidikan, dan untuk mengajar mereka, Muluk meminta bantuan Samsul, seorang Sarjana Pendidikan pengangguran yang sehari-hari hanya bermain kartu saja.
Sebuah permasalahan kecil terjadi saat ayah Muluk bertanya mengenai pekerjaannya. Dengan terpaksa Muluk menjawab bahwa pekerjaannya adalah di bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia. Beberapa waktu kemudian, Haji Rahmat meminta Muluk agar dapat mempekerjakan anaknya, Pipit, karena sehari-hari Pipit hanya mengurusi kuis-kuis di televisi dan mengirim undian berhadiah kemana-mana. Muluk-pun menyanggupi hal tersebut dan mengajak Pipit untuk mengajar agama bagi anak-anak pencopet.
Akhirnya, Pak Makbul ayah Muluk, Haji Rahmat ayah Pipit, dan Haji Sarbini calon mertua Muluk bersikeras hendak melihat tempat kerja Pipit, Muluk dan Samsul. Mereka amat terkejut sewaktu mengetahui bahwa anak-anak mereka rupanya bekerja untuk para pencopet .
Pertentangan batin yang hebat segera terjadi di hati mereka yang juga mempengaruhi Muluk, Pipit, dan Samsul. Mereka akhirnya berhenti mengajari anak-anak itu. Setalah itu, Jarot memberikan pengarahan kepada anak-anak itu tentang bagaimana mereka seharusnya mencari uang dengan uang halal. Golongan copet pasar akhirnya sadar dan mereka berubah profsi menjadi pedagang asongan, namun golongan mall dan angkot tetap pada profesi mereka yaitu pencopet.
Namun saat golongan copet pasar sedang berdagang di jalan raya tiba-tiba ada satpot pp yang menertibkan jalanan tersebut. Anak-anak banyak yang tertangkap tetapi pada saat itu Muluk melihat kejadian itu dan mengaku kepada satpol pp bahwa dia adalah orang yang menyuruh anak-anak itu mengasong (bos mereka). Lalu Muluk dibawa pergi oleh satpol pp tersebut.